Bahasa
Arab bukanlah bahasa asing bagi penduduk Indonesia yang mayoritas
beragama Islam. Apalagi banyak kata bahasa Indonesia yang diserap dari
bahasa Arab. Meskipun demikian saya memperhatikan banyak muslim
Indonesia yang tidak menguasai bahasa Arab walaupun kenyataannya mereka
menggunakan bahasa ini beberapa kali dalam sehari terutama dalam
sholat.
Dan saya lebih heran lagi melihat kenyataan bahwa mereka tidak meluangkan waktu untuk mempelajari bahasa Arab. Bacaan dalam sholat hanya seperti hafalan yang sudah diturunkan turun temurun dari Ibu Bapak, diucapkan tanpa mengetahui arti. Bayangkan jika anda mengucapkan beberapa kalimat bahasa Inggris tanpa mengetahui artinya, akan terasa aneh bukan?
Dan saya lebih heran lagi melihat kenyataan bahwa mereka tidak meluangkan waktu untuk mempelajari bahasa Arab. Bacaan dalam sholat hanya seperti hafalan yang sudah diturunkan turun temurun dari Ibu Bapak, diucapkan tanpa mengetahui arti. Bayangkan jika anda mengucapkan beberapa kalimat bahasa Inggris tanpa mengetahui artinya, akan terasa aneh bukan?
Pernahkah
kita berpikir kenapa ada beberapa kata sama dalam Al Qur’an tetapi
memiliki harakat akhir berbeda-beda. Kadang berharakat dhammah, fathah kasrah meskipun untuk kata yang sama. Contohnya Allah. Dalam basmalah, lafal Allah berharakat kasrah:
بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (Al Fatihah: 1)
Dalam ayat kursi, lafal Allah berharakat dhammah:
اللَّهُ
لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ
الْقَيُّومُ
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya).” (Al Baqarah: 255)
Dalam ayat lain, lafal Allah berharakat fathah:
Dalam ayat lain, lafal Allah berharakat fathah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al Baqarah: 153)
Belajar
bahasa Arab bukan hanya tentang menghafal kosa kata saja, kita juga
harus mempelajari Ilmu Nahwu dan Ilmu Shorof, sehingga kita bisa
memahami makna suatu kalimat dengan lebih benar, karena dalam bahasa
Arab berbeda bunyi akhir suatu kata berbeda pula artinya. Kesalahan dalam pemberian harokat dapat merubah maksud suatu kalimat, perhatikan contoh berikut ini:
ضَرَبَ
زَيْدٌ بَكْرًا
Artinya Zaid telah memukul Bakr, berbeda dengan kalimat berikut
ضَرَبَ
بَكْرٌ زَيْدًا
Artinya Bakr telah memukul Zaid.
Perubahan
harakat di atas tidaklah sembarangan. Terdapat kaidah yang mengatur
perubahan harakat akhir kalimat tersebut. Kesalahan dalam pemberian
harakat bisa mengubah pelaku jadi korban dan sebaliknya. Kaidah ini
dibahas dalam ilmu nahwu. Karena, memang ilmu nahwu adalah salah satu
cabang dari ilmu Bahasa Arab yang membahas tentang bagaimana menyusun
kalimat yangsesuai dengan kaidah Bahasa Arab, baik yang berkaitan dengan
letak kata dalam suatu kalimat atau kondisi kata (harakat akhir dan
bentuk) dalam suatu kalimat.
Selain ilmu nahwu, ilmu penting yang wajib dipelajari untuk pemula adalah ilmu sharaf. Kedua cabang ilmu ini wajib dipelajari oleh para pemula. Karena, dengan kedua ilmu ini, kita dapat mengetahui dan memahami bagaimana cara membuat kalimat yang sesuai dengan kaidah Bahasa Arab resmi. Adapun bila kita ingin membuat kalimat Bahasa Arab yang indah, baik dari sisi susunan, pemilihan kata, dan maknanya, atau tinggi nilai sastranya, maka kita perlu mempelajari cabang Bahasa Arab seperti ilmu balaghah (keindahan bahasa), ilmu ma’ani (memahami teks sesuai konteks), dan ilmu ‘arudh (syair bahasa arab).
Fokus pembahasan ilmu sharaf
ialah pada perubahan kata dari satu bentuk ke bentuk yang lain yang
dikenal dengan istilah tashrif. Dengan ilmu sharaf, kita bisa mengetahui
bentuk kata yang sesuai untuk digunakan dalam kalimat. Sedangkan ilmu nahwu fokus pada
bagaimana kita merangkai kata-kata menjadi sebuah kalimat yang
sempurna, baik dari sisi susunan kata tersebut atau perubahan akhir
setiap kata dalam kalimat yang dikenal dengan istilah i’rab.
Setelah
membaca contoh di atas jangan beranggapan terlebih dahulu bahwa Bahasa
Arab adalah Bahasa yang sulit diperlajari. Percayalah Bahasa Arab
bukanlah bahasa yang sulit, sebagaimana Firman Allaah Subhanahu wa
Ta'ala berikut ini:
اِنَّآ
أَنْزَلْنٰهُ قُرْاٰنًا عَرَبِيًّا
لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ
Artinya: "Sesungguhnya kami menurunkannya berupa Al-Qur'an dengan berbahasa Arab agar kamu memahaminya" (QS Yusuf ayat 2)
Sebelum mencoba mempelajarinya jangan pernah beranggapan bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang sulit. Bahasa Arab adalah bahasa yang jelas, sehingga dengan izin Allaah anda akan mudah mempelajarinya.
بِلِسَانٍ
عَرَبِيٍّ مُبِينٍ
Artinya: "Dengan Bahasa Arab yang jelas" (Qs. Asy-Syu'araa ayat 195)
قُرْآنًا
عَرَبِيًّا غَيْرَ ذِي عِوَجٍ لَعَلَّهُمْ
يَتَّقُونَ
Artinya: "(Ialah) Al-Qur'an dalam Bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka bertaqwa" (QS. Az-Zumar ayat 28)
Umar Bin Khattab berkata:
تَعَلَّمُوْا
العَرَبِيَّةَ فَاِنَّهَا مِنْ دِيْنِكُمْ
“Pelajarilah Bahasa Arab, karena Bahasa Arab adalah bagian dari agama kalian”
Al Imam Asy Syafi’i berkata:
مَنْ
تَبَحَّرَ فِيْ النَّحْوِ اهْتَدَى إِلَى
كُلِّ العُلُوْمِ
“Orang yang menguasai ilmu nahwu, maka ia akan dimudahkan untuk memahami seluruh ilmu (islam)” 1
Ayo
luangkanlah waktu anda mempelajari bahasa Arab. Jika anda sibuk, anda
bisa mempelajarinya secara online. Semoga Allaah Subhanahu Wa Ta'ala
memudahkan kita untuk mempelajari dan memahami Bahasa Arab. Amin
Sumber:
1. Ilmu Nahwu untuk Pemula, Oleh Abu Razin dan Ummu Razin
No comments:
Post a Comment