Umumnya fi’il adalah kata kerja
sebagaimana contoh-contoh yang telah kami sebutkan. Akan tetapi, tidak
semua fi’il adalah kata kerja. Karena, ada juga fi’il yang
merupakan kata sifat seperti fi’il-fi’il yang ada pada bab 5 tsulatsy
mujarrad. Kaidahnya, semua kata kerja adalah fi’il tetapi tidak semua
fi’il adalah kata kerja. Contohnya:
حَسُنَ
(telah
baik) – يَحْسُنُ
(sedang
baik)
جَمُلَ
(telah
bagus) – يَجْمُلُ
(sedang
bagus)
قَرُبَ
(telah
dekat) – يَقْرُبُ
(Sedang
dekat)
بَعُدَ
(telah
jauh) – يَبْعُدُ
(sedang
jauh)
كَرُمَ
(telah
mulia) – يَكْرُمُ
(sedang
mulia)
Semua
fi’il tsulatsy mujarrad bab 5 di atas adalah kata sifat. Namun, karena
memiliki makna yang berkaitan dengan waktu (telah dan sedang), maka kata
sifat ini juga termasuk fi’il.Karena, definisi fi’il adalah:
كَلِمَةٌ
ذَلَّتْ عَلَى مَعْنًى فِيْ نَفْسِهَا
وَاقْتَرَنَتْ بِزَمَنٍ
“Kata yang mengandung sebuah makna yang ada pada dirinya dan berkaitan dengan waktu”(Lihat penjelasannya dalam Syarah Mukhtashar Jiddan oleh Syaikh Ahmad Zaini Dahlan)
Artinya, definisi fi’il dikaitkan dengan kata yang mengandung makna waktu (telah, sedang, dan akan datang). Oleh karena itu meskipun fi’il-fi’il bab 5 memiliki makna kata sifat, namun karena maknanya mengandung keterangan waktu, maka termasuk fi’il.
No comments:
Post a Comment